Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaInternasional

Imam Turkiye Sambut Pelajar Indonesia di Lebaran 1446 H/2025 M: Kolaborasi Masyarakat Turkiye Bersama Diaspora Indonesia di Acara BUKPUAN

250
×

Imam Turkiye Sambut Pelajar Indonesia di Lebaran 1446 H/2025 M: Kolaborasi Masyarakat Turkiye Bersama Diaspora Indonesia di Acara BUKPUAN

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

OneNewsNusantara| SIVAS – Tradisi takbiran pada malam Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu budaya yang melekat di tanah air setiap tahun. Rasa rindu akan kampung halaman pun turut dirasakan oleh perantau saat malam lebaran tiba. Diaspora Indonesia di Turkiye setiap tahunnya menggelar acara malam takbiran di berbagai kota. Salah satunya adalah Kota Sivas, yang menggelar acara “BukPuan” (Buka Puasa dan Takbiran).

Example 300x600

Dalam suasana yang hangat dan meriah, para mahasiswa/i Indonesia membaca khataman Al-Qur’an, bersalaman, dan saling memaafkan dalam suasana halal bihalal. Untuk menyambut malam Hari Raya Idul Fitri tahun 1446 H/2025 M, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sivas berkolaborasi dengan Badan Kemakmuran Masjid M. Esad Cosan (M. Esad Coşan Cami).

Pengurus masjid yang diketuai oleh Ustaz Mustafa (Mustafa Hoca dalam bahasa Turkiye) menyambut hangat para pelajar Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, para pelajar diberikan ruang untuk menyelenggarakan acara di lingkungan masjid. Tidak hanya menyediakan fasilitas acara, Ustaz Mustafa dan pengurus masjid juga menyiapkan hidangan berbuka puasa serta memberikan hadiah kepada mahasiswa/i dengan penuh kepercayaan.

“Silahkan digunakan sebaik mungkin, anggap saja ini rumah bagi kalian,” ujar Ustaz Mustafa.

Inilah alasan PPI Sivas menggelar kolaborasi dalam acara takbiran tahun ini bersama BKM Masjid M. Esad Cosan, sebagai bentuk apresiasi atas sambutan tulus dan kepercayaan dari masyarakat setempat.

Takbiran malam tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, acara hanya berisi khataman Al-Qur’an, penyerahan sertifikat peserta kursus Al-Qur’an atau hadis selama Ramadan, dan buka puasa bersama. Kali ini, acara juga menampilkan sholawat oleh perwakilan pelajar Indonesia dan masyarakat Turkiye.

Pelajar Indonesia membawakan beberapa sholawat khas tanah air, sedangkan masyarakat Turkiye mempersembahkan versi mereka yang berbeda dan unik. Hal ini memberikan kesan tersendiri dalam perayaan malam takbiran tahun ini.

Masyarakat Turkiye pun turut serta dalam momen halal bihalal setelah salat Isya. Partisipasi warga lokal menjadikan acara lebih meriah. Kehadiran mereka membuat para pelajar merasa seperti berada di tengah keluarga sendiri, bahkan menimbulkan haru saat bersalaman.

Dalam sambutannya, Imam Masjid mengatakan, “Kami senang dengan kehadiran kalian. Indonesia memiliki tempat yang spesial di hati kami. Kami ingin selalu bersama kalian. Kami terbuka selalu untuk kalian di acara-acara selanjutnya.”

Ketua PPI Sivas, Alfin Ambiya, turut menyampaikan rasa syukurnya. “Terima kasih atas kepercayaan dan bantuan yang diberikan kepada kami. Alhamdulillah, khataman Al-Qur’an PPI Sivas sudah tujuh kali dilaksanakan selama bulan Ramadan tahun ini,” ujarnya.

Biasanya, masyarakat Sivas menyajikan Sivas Koftesi (olahan daging sapi khas Sivas) dalam jamuan berbuka. Namun, malam ini menu diganti menjadi ayam kuah karena mayoritas pelajar Indonesia lebih menyukai ayam. Beberapa hari sebelum acara, Alfin Ambiya bersama Mishka Ghazalian dan Kemal Cholis selaku penanggung jawab acara menyampaikan hal ini kepada Ustaz Mustafa dan pengurus masjid, yang menyambutnya dengan baik.

Takbir merupakan bentuk pengagungan kepada Allah yang dianjurkan dalam Islam, terutama pada Hari Raya Idul Fitri. Ada dua jenis takbir yang dianjurkan, yaitu takbir muqayyad yang dibaca setelah salat wajib maupun sunnah, dan takbir mursal yang dibaca kapan saja dan di mana saja.

Dzikir takbir sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim saat Rasulullah SAW di bukit Shafa:

هللاُ َأ ْكَب ُر َكِبْي ًرا َوال َح ْمُد هّٰلِلِهّٰلِل َكِثْي ًرا َو ُسْب َحا َن هّٰلِلاِهّٰلِلا ُب ْكَرًة َوَأ ِصْياًل اَل إٰل َه ِإاَّل هللاُ َواَل َن ْعُبُد ِإاَّل ِإَّياهُ ُم ْخلِ ِصْي َن َل ُه الِّدْي َن َوَلْو َكِرَه ال َكاِف ُرْو َن اَل إٰل َه ِإاَّل هللاُ َو ْحَدهُ َصَد َق َو ْعَدهُ َوَن َص َر َعْبَدهُ َو َه َزَم االَ ْح َز َ اب َو ْحَدهُ اَل إٰل َه ِإاَّل هللاُ َوهللاُ اَ ْكَب ُر

Artinya: “Allah Maha Besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha Suci Allah pagi dan sore. Tiada Tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya agama, meskipun orang kafir tidak menyukainya. Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri menghancurkan pasukan musuh. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar.”

Adapun lafal takbir yang sering dibaca masyarakat juga tidak menjadi masalah:

هللاُ َأ ْكَب ُر هللاُ َأ ْكَب ُر هللاُ َأ ْكَب ُر اَل إٰل َه ِإاَّل هللاُ َوهللاُ َأ ْكَب ُر، هللاُ َأ ْكَب ُر َو هّٰلِلِهّٰلِل اْل َح ْمُد

“Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.”
Artinya: “Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Segala puji bagi-Nya.”

Harapan dari pelaksanaan acara tahunan ini adalah untuk mempererat ukhuwah Islamiyah serta menumbuhkan rasa syukur dan kebahagiaan dalam menyambut hari kemenangan. Inti dari acara tetap sama seperti di Indonesia, yaitu buka puasa bersama, pembagian sertifikat peserta One Day One Juz, salat berjamaah, dan gema takbir di malam Idul Fitri. Namun, suasana perantauan membuat acara ini terasa lebih spesial.

Acara semacam ini sangat berpengaruh dalam membangun hubungan sosial mahasiswa Indonesia dengan warga lokal. Mereka merasa sangat bersyukur diterima dengan hangat, serta mendapat dukungan tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga non-akademik.

Memang sudah menjadi ciri khas masyarakat Turkiye yang gemar berbagi, terutama kepada para pelajar. Tidak hanya acara ini, kegiatan lain seperti Isra Mi’raj, Indonesia Festival, dan sebagainya pun sering mendapat dukungan dari masyarakat lokal. Bahkan, warga memberikan izin penggunaan fasilitas mereka.

Masjid ini bukan sekadar tempat pelaksanaan acara, tetapi telah menjadi simbol persatuan dan nilai-nilai Islam di tengah suasana malam menjelang hari kemenangan.

Oleh Putri Nur Qayyum, Pelajar Indonesia di Sivas, Turkiye 

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *