Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Tajuk

Tren Smart City Dan Implementasinya Di Indonesia

161
×

Tren Smart City Dan Implementasinya Di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Serly Wulandari, S.IP, M.Tr.IP  ( Mahasiswa Program Doktoral IPDN )
Example 468x60

OneNewsNusantara | PENDAHULUAN-  Cepatnya pertumbuhan populasi penduduk di kota akibat urbanisasi sering dianggap sebagai penyebab utama permasalahan perkotaan.

Pertumbuhan populasi penduduk perkotaan yang pesat tersebut menjadi tantangan besar bagi banyak negara di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas hidup di daerah perkotaan, termasuk halnya Indonesia.

Example 300x600

Menurut data BPS, penduduk di perkotaan Indonesia diproyeksikan naik sehingga mengalami peningkatan pada tahun 2030 mencapai 63,4% dan menuntut akses kepada pelayanan sosial, pendidikan, transportasi, kesehatan, keadilan, utilitas, dan lain-lain (Caragliu et al., 2011).

Sehingga, kota sebagai pusat peradaban manusia tidak bisa terlepas dari masalah yang timbul akibat kelebihan kapasitas dan kebutuhan akan kenyamanan hidup.

Kebutuhan akan layanan dan kenyamanan hidup ditengah kepadatan yang terjadi, menuntut agar kota dapat berinovasi. Tantangan terkait isu lingkungan, perubahan iklim, penggunaan energi terbarukan, dan daya saing menjadi perhatian yang sangat penting.

Untuk memastikan kehidupan yang layak bagi warganya secara berkelanjutan, baik saat ini maupun di masa depan, kota perlu mengadopsi solusi yang cerdas dan inovatif.

ISI

Smart city atau kota cerdas menjadi tren sebagai pendekatan inovatif untuk mengatasi masalah perkotaan. Konsep smart city telah menjadi tren baru yang berkontribusi pada pembentukan pola pikir inovatif dalam mengatasi kompleksitas masalah tata ruang.

Konsep ini banyak dipromosikan sebagai upaya untuk menciptakan kota yang lebih efektif dan efisien.

Teknologi berperan sangat penting, karena merupakan faktor utama dalam mengidentifikasi masalah dan menentukan langkah-langkah yang harus diambil oleh pemangku kebijakan dalam merumuskan regulasi untuk mengelola kota.

Menurut Nam & Pardo (2011b), smart city adalah kota yang dapat mendeteksi masalah sejak awal berdasarkan data yang tersedia, sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam proses pencegahan, penanganan, dan pengembangan melalui kolaborasi antar berbagai entitas dan domain.

Smart city dapat dijelaskan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu “city”, yang menggambarkan kota sebagai tempat yang layak huni, dan “smart”, yang berarti pandai, cerdik, kompeten, dan terampil.

Dengan demikian, smart city dapat diartikan sebagai kota cerdas yang
menyediakan lingkungan yang layak huni serta layanan yang kompeten bagi warganya.

Sebagai wujud dukungan pemerintah terhadap pengembangan smart city di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) meluncurkan program Gerakan Menuju 100 Smart City yang dimulai pada tahun 2017.

Program ini bertujuan untuk mendukung 100 kota dan kabupaten dalam merancang rencana induk Kota Cerdas yang disesuaikan dengan tantangan yang ada di masing-masing daerah.

Beberapa kota, seperti Samarinda, telah mengadopsi konsep ini dengan merumuskan strategi seperti Rencana Induk Kota Cerdas Samarinda 2017-2025 untuk mempercepat pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan.

Tangerang Selatan juga telah memulai tahap awal implementasi program Kota Cerdas, memanfaatkan teknologi seperti Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan pengelolaan kota.

Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menerapkan smart city untuk mempermudah layanan publik, yang memperlihatkan potensi teknologi dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

Beberapa kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya telah mengimplementasikan konsep smart city di berbagai sektor, mulai dari pengembangan infrastruktur, penanganan pengaduan, penyusunan kebijakan inovasi, hingga evaluasi penerapan smart mobility, serta penerapan prinsip smart city untuk menciptakan kota yang berkelanjutan.

Di kota Serang, inisiatif Smart Government menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah serta partisipasi masyarakat untuk mengembangkan Kota Cerdas.

Di Kota Bogor, seperti yang tercermin dalam Rencana Induk Kota Cerdas Bogor, menekankan pentingnya perencanaan strategis dan struktur tata kelola yang efisien untuk mencapai tujuan Kota Cerdas.

Program inovatif seperti “Kartu Smart Madani” dan “Kartu Identitas Anak” di Pekanbaru menggambarkan perkembangan inisiatif Kota Pintar yang bertujuan untuk mengatasi tantangan perkotaan sekaligus meningkatkan kualitas layanan publik.

Program seperti “EPPSON” di Surakarta menunjukkan bagaimana kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dapat mendukung tercapainya tujuan Kota Cerdas.

Namun, masih terdapat berbagai masalah dalam penerapan konsep Smart City di Indonesia. Salah satunya yang menjadi faktor kunci adalah ketersediaan infrastruktur seperti jaringan internet yang belum merata, keterlibatan masyarakat, ketersediaan anggaran dan sumber daya, kemitraan dengan sektor bisnis, kepemimpinan dan masalah keamanan serta privasi data.

Selain itu, kesulitan dalam mengelola ekonomi cerdas, yang memerlukan inovasi untuk meningkatkan daya saing dan menciptakan peluang bisnis baru. Kemudian dalam hal manajemen kota yang lebih efisien, dampak implementasi dan pemeliharaan aplikasi Smart City dalam skala besar memerlukan pemilihan aplikasi yang tepat sejak awal transformasi.

Regulasi yang mendukung percepatan pembangunan berkelanjutan juga merupakan faktor penting dalam implementasi Smart City. Tingkat kematangan dalam implementasi Smart City juga menjadi perhatian, karena kesiapan dan persiapan wilayah sangat diperlukan mengingat kompleksitas yang terlibat.

Pemilihan aplikasi Smart City yang tepat juga perlu menjadi perhatian besar, terutama terkait dengan biaya yang dibutuhkan.

KESIMPULAN

Smart city atau kota cerdas menjadi tren sebagai pendekatan inovatif untuk mengatasi masalah perkotaan yang diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam bentuk Program Gerakan Menuju 100 Smart City sejak tahun 2017.

Pengalaman yang beragam pada berbagai kota di Indonesia yang telah menerapkannya, mencerminkan kompleksitas dalam mengimplementasikan smart city, serta pentingnya pendekatan yang tepat untuk menghadapi masalah perkotaan yang spesifik sesuai dengan kondisi pada masing-masing daerah.

Dimana ada beberapa hal yang menjadi faktor kunci dalam mewujudkan implementasi smart city, diantaranya berupa ketersediaan infrastruktur, keterlibatan masyarakat, ketersediaan anggaran dan sumber daya, kemitraan dengan sektor bisnis, kepemimpinan, keamanan serta privasi data, pemilihan aplikasi yang tepat sejak awal transformasi. regulasi yang tepat, serta tingkat kematangan dalam hal kesiapan dan persiapan daerah.

Penulis : Serly Wulandari, S.IP, M.Tr.IP  ( Mahasiswa Program Doktoral IPDN )

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *